Pengertian, Jenis Macam-Macam, Contoh dan Nilai Uang (Kartal, Giral dan kertas)

03.14
Setelah kamu mengetahui tentang sejarah uang dan pengertian uang menurut para ahli, maka pembahasan kali ini akan membahas mengenai fungsi uang, jenis uang, pengertian uang giral, macam-macam uang giral, contoh uang giral, jenis uang kartal, pengertian uang kartal, pengertian uang kertas, nilai uang, pengertian nilai nominal, nilai intrinstik, pengertian bilyet giro, pengertian cek, contoh pembayaran cek, pengertian uang logam, pengertian uang kertas, nilai internal dan nilai eksternal.

TETANG UANG


Untuk memenuhi kebutuhan hidup, kita sangat membutuhkan uang. Dengan uang kita dapat membeli kebutuhan seperti makan atau pakaian yang kita pakai sehari-hari.

Selain untuk membeli barang, uang juga kita gunakan untuk membeli jasa, misalnya menjahitkan baju, membayar uang les, memperbaiki sepeda di bengkel, dan lain-lain.

Sehingga dapat dikatakan uang merupakan alat untuk mempermudah dan memperlancar pemenuhan kebutuhan manusia. Sedangkan untuk mendapatkan uang, kita harus bekerja.

Uang yang kita gunakan dalam kegiatan ekonomi sehari-hari mempunyai beberapa fungsi, antara lain sebagai alat ukur, sebagai alat tukar, melakukan pembayaran yang berupa barang dan jasa, serta sebagai alat penimbun kekayaan. Bagaimana terciptanya uang yang kita gunakan sekarang ini? Tentu ada sejarahnya bukan?

Nilai Uang

Apakah uang memiliki nilai? Lalu nilai apa saja yang terkadung pada uang itu? Mengingat uang dapat digunakan untuk membeli barang kebutuhan, tentu saja uang mempunyai nilai.

Nilai uang dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut.

a. Nilai nominal

Nilai nominal adalah nilai yang tertulis/tertera pada uang itu sendiri. 
Contoh: selembar uang bertuliskan 1.000.000 maka pemerintah atau masyarakat menerima uang tersebut dengan nilai seratus ribu rupiah.

b. Nilai Intrinsik

Nilai intrinsik adalah nilai bahan yang digunakan untuk membuat mata uang. 
Jadi uang kertas Rp1.000,00 nilai intrinsiknya sama dengan harga/nilai kertas yang digunakan untuk membuat uang kertas Rp1.000,00.

Uang logam Rp100,00 nilai intrinsiknya sama dengan harga bahan aluminium yang digunakan untuk membuat uang logam Rp100,00.

c. Nilai Internal

Nilai internal adalah kemampuan/daya beli uang untuk dapat ditukarkan dengan sejumlah barang atau jasa.

d. Nilai Eksternal (kurs mata uang)

Nilai eksternal adalah nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang asing.
Contohnya uang rupiah senilai Rp9.800,00 sama nilainya dengan 1 dollar Amerika. Apabila nilai intrinsik uang sama dengan nilai nominalnya maka hal ini disebut full bodied money, contohnya uang logam. Sedangkan uang yang nilai intrinsiknya lebih kecil dari pada nilai nominalnya disebut fiduciary money, contohnya uang kertas.

Jenis-Jenis Uang

Tentu kalian telah mengenal jenis uang yang beredar di masyarakat, bahkan sering kali mengunakannya untuk membeli berbagai kebutuhan hidup kalian. Uang yang beredar secara umum di masyarakat terdiri dari dua jenis, yaitu uang kartal dan uang giral.

a. Uang Kartal (Common Money)

Uang kartal adalah uang yang diterima oleh masyarakat sebagai alat pembayaran yang
sah (dilindungi UU) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan dicetak oleh Perum Peruri (Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia)

Jenis dan macam-macam uang kartal ada dua, yaitu uang logam dan uang kertas.

1) Uang logam

Uang logam adalah uang yang terbuat dari logam tertentu seperti emas, perak, tembaga, perunggu atau aluminium yang diberikan tanda/cap sebagai alat pembayaran yang sah.
Contoh uang logam di antaranya: uang logam bernilai Rp100,00; Rp200,00; Rp500,00; dan Rp1.000,00.

2) Uang kertas

Uang kertas sering disebut uang fidusier (uang kepercayaan). Masyarakat mau menerima uang tersebut karena adanya kepercayaan kepada pemerintah yang mengeluarkan uang kertas tersebut, walaupun nilai intrinsiknya sangat kecil dibandingkan dengan nilai nominalnya.

Contoh uang kertas Indonesia bernilai nominal: Rp500,00; Rp1.000,00; Rp5.000,00; Rp10.000,00; Rp20.000,00; Rp50.000,00; dan Rp100.000,00.

Jadi uang kertas ini merupakan uang yang dikeluarkan oleh pemerintah yang terbuat dari kertas dengan nilai nominal tertentu dan gambar tertentu serta ada benang pengaman untuk menghindari pemalsuan.

b. Uang Giral/Deposit Money


Tahukah kalian apakah yang dimaksud uang giral?
Uang giral adalah simpanan atau rekening pada suatu bank dalam bentuk giro (rekening koran) yang dapat diambil sewaktuwaktu dengan cek, giro bilyet, atau telegrafic transfer. Uang giral ini dike-luarkan oleh bank umum.

Agar lebih jelas tentang uang giral, perhatikan contoh berikut!
Ahmad menabung uang di Bank Rakyat Indonesia, maka Ahmad dikatakan telah membuka rekening koran di bank tersebut.

Rekening tersebut dicatat atas nama Ahmad, dengan demikian uang Ahmad kini telah berubah dari lembaran uang kartal (kertas atau logam) menjadi catatan atau rekening dalam buku bank.

Pengertian, Jenis Macam-Macam, Contoh dan Nilai Uang (Kartal, Giral dan kertas)

Catatan atau rekening yang dicatat dalam buku bank itulah yang disebut uang giral. Jika sewaktu-waktu Ahmad akan melakukan pembayaran dengan menggunakan uang giralnya, ia dapat melakukannya dengan perantara cek/giro/telegrafic transfer. Jadi syarat utama seseorang memiliki uang giral adalah ia harus mempunyai simpanan atau rekening di bank.

1) Macam-Macam Uang Giral

a) Cek

Cek adalah surat perintah dari nasabah yang mempunyai rekening atau simpanan di bank agar bank membayar sejumlah uang kepada pihak atau orang yang disebutkan dalam cek.

Contoh pembayaran dengan menggunakan cek:
Pak Jono mempunyai simpanan uang di bank dalam bentuk rekening koran/giro sebesar Rp20.000.000,00. Pada suatu hari Pak Jono membeli sepeda motor seharga Rp12.000. 000,00 milik Ibu Tutik.

Karena Pak Jono tidak memiliki uang tunai sebanyak itu, maka Pak Jono membayar dengan uang cek. Pak Jono menulis dalam blangko cek senilai Rp12.000.000,00 untuk dibayarkan kepada Ibu Tutik. Selanjutnya Ibu Tutik dapat menukarkan cek tersebut dengan uang tunai pada bank yang tersebut dalam cek itu.

Setelah cek ditukar ke bank, berarti Ibu Tutik menerima uang kartal senilai Rp12.000.000,00 sedangkan rekening Pak Jono di bank berkurang sebesar Rp12.000.000,00.

b) Bilyet Giro

Bilyet giro adalah surat perintah kepada bank supaya bank membayar dengan cara memindahbukukan sejumlah uang dari rekening nasabah bank kepada rekening nasabah lain yang ditunjuk.

Pada pembayaran melalui bilyet giro tidak terjadi pengeluaran atau serah terima uang tunai, yang terjadi hanya pemindahan rekening dari rekening seseorang kepada rekening orang lain. Sehingga pembayaran melalui bilyet giro lebih aman jika dibandingkan dengan pembayaran melalui uang tunai atau cek.

Contoh pembayaran dengan bilyet giro.
Pak Harun mempunyai rekening di BNI sebesar Rp30.000.000,00 ia membeli TV di toko Sinar Jaya seharga Rp2.000.000,00 kebetulan toko Sinar Jaya juga mempunyai rekening di BNI yang besarnya Rp.100.000.000,00. Oleh karena itu pembayaran televisi yang dibeli Pak Harun dapat dilakukan dengan menggunakan bilyet giro.

Caranya, Pak Harun mengisi blangko bilyet giro sebesar Rp2.000.000,00 untuk diserahkan kepada toko Sinar Jaya, kemudian toko Sinar Jaya datang ke BNI untuk menyerahkan bilyet giro yang diterimanya dari Pak Harun.

Setelah menerima bilyet giro, BNI mengurangi rekening Pak Harun sebesar Rp2.000.000,00 dan memindahbukukan ke dalam rekening toko Sinar Jaya.

Dengan demikian rekening Pak Harun berkurang Rp2.000. 000,00 dan tinggal sebesar Rp28.000.000,00 sedangkan rekening toko Sinar Jaya bertambah Rp2.000.000, menjadi Rp102.000.000,00.

Jadi pembayaran menggunakan bilyet giro hanya bisa terjadi apabila kedua belah pihak (penjual dan pembeli) mempunyai rekening di bank.

c) Telegrafic Transfer

Telegrafic transfer adalah perintah pembayaran yang dilakukan dengan pemindahan antarrekening dalam suatu bank yang sama melalui telegram.

Pembayaran melalui telegrafic transfer dilakukan apabila jarak antara pembayar dengan yang dibayar berjauhan dan ingin cepat, aman, serta menghemat waktu.

Contoh pembayaran melalui telegrafic transfer.
Andi tinggal di Jakarta dan mempunyai rekening di bank BCA Jakarta, sedangkan ayahnya tinggal di Solo dan punya rekening di BCA Solo.

Andi ingin mengirim uang sebesar Rp10.000.000,00 kepada ayahnya dngan cepat. Maka Andi minta kepada BCA Jakarta untuk mengirim telegram perintah pemindahbukukan rekening kepada BCA Solo atas nama ayahnya sebesar Rp10.000.000,00 dan memberitahukan nomor rekening ayahnya yang ada di Solo kepada BCA Jakarta.



Dengan mengetahui tiga cara pembayaran uang giral dapat disimpulkan bahwa pembayaran dengan cek, bilyet giro, dan telegrafic transfer lebih aman dibandingkan pembayaran menggunakan uang kartal.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »