Pasar Faktor Produksi Alam
Faktor produksi alam terdiri atas tanah serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, di antaranya berupa bahan tambang dan gas bumi. Selain itu, ada juga kekayaan alam yang berada di permukaan tanah, contohnya tanaman, hewan, batuan, dan pasir.
Faktor produksi alam seperti tanaman kapas berguna untuk produksi benang, getah pohon karet berguna untuk memproduksi ban, sol sepatu, dan lain-lain.
Kayu Gelondongan |
Kali ini kita akan memperdalam pemahaman kita mengenai tanah yang merupakan faktor produksi alam yang penting.
Mengapa tanah dikatakan sebagai faktor produksi alam yang penting? Karena bila kita ingin memproduksi sesuatu, kita pasti membutuhkan tempat atau gedung.
Semua tempat dan gedung pasti berdiri di atas tanah. Selain itu, seperti sudah di sebutkan di atas, segala kekayaan alam juga terkandung di dalam dan di permukaan tanah.
Contoh, bila perusahaan ingin mengambil bahan tambang yang ada di dalam tanah maka perusahaan tersebut lebih dulu harus memiliki hak atas pengolahan tanah yang berada di areal bahan tambang tersebut.
Bila tanah di atasnya terdapat pemukiman penduduk maka perusahaan harus merelokasi (memindahkan) penduduk dengan memberi sejumlah ganti rugi.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tanah memang merupakan faktor produksi alam yang penting. Secara umum, luas tanah atau daratan tidaklah dapat ditambah.
Yang terjadi justru tanah semakin menyempit karena adanya pencairan es di daerah kutub yang mengakibatkan luas laut bertambah.
Bila luas laut bertambah berarti luas tanah atau daratan akan berkurang. Proses menyempitnya luas tanah memakan waktu yang relatif lama. Akan tetapi dalam pembahasan berikut ini kita asumsikan bahwa luas tanah tetap, tidak berkurang dan tidak bertambah.
Dengan asumsi demikian maka dapat dikatakan bahwa penawaran terhadap tanah bersifat inelastis sempurna. Penawaran inelastis sempurna terjadi bila penawaran tidak bisa berubah atau tetap walaupun harga mengalami perubahan (naik dan turun).
Sebagai contoh, jumlah tanah tidak bisa ditambah walau harga tanah terus mengalami kenaikan. Perhatikan grafik pembentukan harga tanah atau sewa tanah di samping ini.
Harga tanah terjadi bila tanah dijual, sedangkan harga sewa terjadi bila tanah disewakan. Dari kurva penawaran tanah SS yang tegak lurus tampak bahwa jumlah/ luas tanah bersifat tetap.
Yakni tidak bisa ditambah bila harga tanah atau sewa tanah naik dan tidak bisa dikurangi bila harga tanah atau sewa tanah turun.
Dari gambar tampak pula kurva permintaan tanah D1D1 memotong kurva penawaran tanah SS sehingga terjadi titik keseimbangan E1 dengan harga keseimbangan atau sewa keseimbangan P1.
Bila permintaan akan tanah naik maka kurva permintaan tanah akan bergeser ke atas menjadi kurva D2D2, sehingga titik keseimbangan berubah menjadi E2 dengan harga keseimbangan atau sewa keseimbangan sebesar P2.
Akan tetapi, bila permintaan akan tanah menurun maka kurva permintaan akan bergeser ke bawah menjadi D3D3, sehingga titik keseimbangan berubah menjadi E3 dengan harga keseimbangan atau sewa keseimbangan sebesar P3.
Pada uraian sebelumnya telah dijelaskan tentang sewa tanah, yaitu imbalan pemilik tanah karena telah menyewakan tanahnya.
Pada umumnya sewa tanah semakin hari semakin meningkat karena permintaan akan tanah yang juga semakin meningkat.
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab meningkatnya permintaan akan tanah, sebagai berikut.
a. Harga tanaman hasil pertanian semakin naik.
b. Harga hasil tambang yang digali dari dalam tanah semakin naik.
c. Jumlah penduduk semakin bertambah sehingga permintaan tanah untuk perumahan juga bertambah.
d. Harga tanah yang berlokasi strategis terus meningkat.
Sebidang tanah yang dulu berharga puluhan juta sekarang menjadi miliaran rupiah. Selanjutnya kita akan membahas teori-teori yang berkaitan dengan sewa tanah yaitu teori David Ricardo, Von Thuner, dan teori Harga Derivasi Tanah.
EmoticonEmoticon