Pengertian Contoh, Macam-Macam Motif dan Tindakan Ekonomi

Pengertian Contoh, Macam-Macam Motif dan Tindakan Ekonomi

14.22 0
Setelah kamu mengetahui pengertian ilmu ekonomi maka ada beberapa hal yang harus kamu ketahui mengenai pengertian motif ekonomi, motif ekonomi, contoh motif ekonomi, pengertian  Motif ekstrinsik, pengertian motif intristik, macam-macam motif ekonomi, motif mencarai keuntungan, motif mendapatkan kekuasaan ekonomi, motif untuk memperoleh penghargaan, motif ingin berbuat sosial, motif untuk mencukupi kebutuhan hidup dan meningkatkan kemakmuran,prinsip dan motif ekonomi dan kebutuhan ekonomi.

Pengertian Fungsi dan Jenis-Jenis Badan Usaha (BUMN, BUMD, PT, Koperasi, Firma dan Yayasan)

05.27 0
Pembahasan kali ini akan membahas mengenai pengertian badan usaha, jenis badan usaha, fungsi badan usaha, jenis jenis badan usaha, fungsi komersial, fungsi sosial, fungsi pembangunan ekonomi, badan usaha milik negara, persero, badan usaha milik swasta, badan usaha campuran, perseroan terbatas, firma, koperasi dan yayasan.

Pengertian dan Fungsi Komponen Penyusun Ekosistem (Biotik dan Abiotik)

14.09 0
Pembahasan kali ini akan membahas tentang pengertian kompnen biotik, komponen penyusun ekosistem, fungsi komponen biotik, komponen biotik dan abiotik, contoh komponen abiotik, komponen abiotik dan biotik, pengertian komponen biotik, pengertian komponen abiotik, herbivora, karnivora, omnifora dan pengertian pengurai.

Pengertian Struktur Sistem dan Urutan Tingkat Organisasi Kehidupan (Sel, Jaringan, Organ, Sistem Organ, Individu, Populasi, Komunitas, Ekosistem dan Bioma)

10.57 0
Pembahasan kali ini akan membahas mengenai struktur organisasi kehidupan, tingkatan organisasi kehidupan, sistem organisasi kehidupan, urutan organisasi kehidupan, pengertian organisasi kehidupan , pengertian sel, pengertian jaringan, pengertian organ, pengertian organel sel, pengertian sistem organ, pengertian individu, pengertian populasi, pengertian komunitas, pengertian ekosistem dan pengertian bioma.

Teori Asal Usul Kehidupan dan Pembuktiannya (Abiogenesis dan Biogenesis )

10.19 0
Berbicara mengenai kehidupan pasti tidak lepas dari kematian namun dari mana asal kehidupan? maka pembahasan kali ini akan membahas mengenai teori abiogenesis, teori biogenesis, teori asal usul kehidupan, teori asal usul makhluk hidup , pembuktian teori asal usul kehidupan, konsep asal mula kehidupann, kehidupan asal dari lautan, kehidupan asal dari udara dan pembuktiannya

Pengertian Mekanisme dan Contoh Kliring Bank Lengkap

02.31 0
Pembahasan kali ini akan membahas tentang pengertian kliring bank, pengertian kliring antar bank, contoh kliring, mekanisme kliring, peserta kliring, syarat menjadi kliring dan pertemuan kliring.

Kliring Antar Bank

Bank adalah lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit dan lain-lainnya, dengan tujuan mempermudah masyarakat dalam penyimpanan uang dan memberikan modal bagi masyarakat yang ingin membangun usaha namun tidak memiliki modal.

Pengertian Kliring

Pengertian kliring adalah cara perhitungan hutang atau piutang dalam bentuk surat-surat dagang dan surat-surat berharga jangka pendek obligasi dari satu bank ke bank lainnya dengan tujuan mudah dalam penyelesaiannya  dan sudah terjamin keamanannya oleh bank, selain itu dapat memperlancar dalam teransaksi dalam bentuk pembayaran giral.

Pengertian uang giral adalah simpanan dari pihak ketiga yang yang cara penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan cek, pemindah bukuan dan surat perintah pembayaran lainnya.

Pengertian Kliring Antar Bank

Kliring antar bank adalah pertukaran warkat atau data keuangan elektronik antarbank baik atas namacbank atau nasabah yang hasil perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu.cBank peserta kliring 

Bank yang termasuk sebagai peserta kliring adalah bank umum yang berada di dalam wilayah kliring tertentu dan tidak dihentikan kepesertaannya dalam kliring oleh bank indonesia.

Sebuah bank dapat dilarang untuk mengikuti kliring karena berbagai alasan. Pada dasarnya alasan tersebut berkenaan dengan pelanggaran- pelanggaran terhadap ketentuan bank indonesia atau ketidakmampuannya untuk menyelesaikan kewajiban giralnya.

Sebagai contoh, apabila jumlah kewajiban dari suatu peserta melampaui jaminan kliring yang tersedia pada penyelenggra, maka peserta yang bersangkutan diberi kesempatan untuk menyelesaikan saldo negatif itu dalam 30 menit setelah pertemuan kliiring retup ditutup.

Jika sampai batas waktu tersebut yang bersangkutan tidak dapat menyelesaikan juga maka atas persetujuan  bank indonesisa penyelenggara dapat memperpanjang batas waktu tersebut sampai hari kliirng berikutnya sebelum kaas dari kantor penyelenggara dibuka.

Apabila saldo negatif tidak dapat diselesaikan juga, maka peserta itu dapat dihentikan untuk sementara dari keikutsertaannya kliring.

Kliring dselenggarakan setiap hari kerja, sedangkan pertemuan kliring diadakan dua kali sehari yang jadwalnya ditetapkan oleh penyelenggara.

Jika salah satu peserta kliring karena suatu hal tidak dapat turut serta dalam kliring, peserta tersebut wajib mengajukan permohonan pengunduran diri antara lain:

a. Kesulitan keuangan sehingga tidak dapat memenuhi syarat-syarat ikut kliring.
b. Masalah dalam kepengurusan seperti perselisihan dan lain-lain.

Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu bank umum agra dapat menjadi peserta kliring yaitu:

a. Suatu kantor bank umum diwajibkan ikut serta dalam kliring, setelah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia.

b. Mempunyai izin yang sah.

c. Keadaan administrasi dan keuangna memungkinkan bank itu untuk memenuhi kewajibannya dalam kliring.

d. Simpanan masyarakat dalam bentuk giro dan kelonggaran tarik kredit yang diberikan oleh kantor tersebut telah mencapai sekurang- kurangnya 20% dari syarat modal disetor minimum bagi pendirian bank baru diwilayahnya.

e. Menyetor jaminan kliring sebesar 50% rata- rata kewajiban 20 hari terakhir dikurangi 40% rata- rata tagihan harian 20 hari terakhir.

Kewajiban ini hanya berlaku bagi kantor bank yang baru menjadi peserta kliring atau yang baru direhabilitasi. Jaminan kliring ini hanya berlaku 6  bulan terhitung sejak tanggal penyetoran. Kewajiban menyetor jaminan kliring ini tidak berlaku bagi peserta tidak langsung atau peserta yang pindah wilayah kliring.

f. Bank peserta menunjukan minimal orag wakil tetap pada lembaga kliring

Jenis- Jenis Kliring

Ada tiga jenis kliring yang dapat dilakukan, yaitu kliring umum, kliring lokal dan kliring antar cabang.

1. Kliring umum adalah sarana perhitungan warkat-warkat antara bank yang pelaksanaannya diatur oleh BI.

2. Kliring lokal adalah sarana perhitugan warkat antar bank yang berada dalam suatu wilayah kliring (telah ditentukan).

3. Kliring antar cabang adalah sarana perhitungan warkat antar kantor cabang suatu bank peserta yang biasanya berada dalam satu wilayah kota.

Kliring ini dilakukan dengan cara mengumpulkan seluruh perhitungan dari suatu kantor cabang untuk kantor cabang lainnya yang bersangkutan pada kantor induk yang bersangkutan.

Sistem Kliring

Berdasarkan system penyelenggaraan kliring dapat menggunakan:

a. Sistem manual, yaitu system penyelenggaraan kliring local yang dalam pelaksaan perhitungan, pembuatan Bilyet saldo Kliring serta pemilihan warkat dilakikan secara manual oleh setiap peserta.

b. Sistem semi otomatis: yaitu system penyelenggaraan kliring local yang dalam pelaksanaan perhitungan dan pembuatan Bilyet saldo kliring dilakikan secara otomatis, sedangkan pemilihan warkat dilakukan secara manual oles setiap peserta.

c. Sistem otomatis: yaitu system penyelenggaraan kliring dan pemilahan warkat dilakikan oleh penyelenggara secara otomatis.


Mekanisme kliring 

a. Kliring penyerahan / perpindahan dana

Kegiatan yang perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum kliring peyerahan adalah:

a. Warkat dicap yang memuat sebutan kliring dan dicantumkan nomor kode kelompok peserta
b. Persetujuan penyelenggara dan peserta lain.

Pengertian Mekanisme dan Contoh Kliring Bank Lengkap

Langkah- langkah selanjutnya adalah:

1. Warkat- warkat dikelompokan sesuai dengan peserta.

2. Warkat debet dan kredit dirinci nilai nominalnya dalam suatu daftar

3. Nilai nominal dan banyaknya warkat dalam daftar kliring dijumlahkan

4. Serah terima warkat kliring yang telah ditandatangani oleh wakil peserta kliring.

5. Apabila terjadi perbedaan pendapat mengenai dapat tidaknya warkat diperhitungkan dalam kliring, maka keputusan terakhir diserahkan kepada penyelenggara.

6. Penyusunan neraca kliring kembali kebank masing- masing untuk menentukan layak tidaknyawarkat yang diterima dari bank lain untuk diselesaikan.

b. Kliring Elektronik

Dalam pelaksanaan kegiatan kliring secara otomatis melalui ACH, bank penarikan tidak perlu bertemu langsung dengan bank tertarik. 

Bank peserta kliring yang terlibat dalam transaksi kliring akan saling mengkliring warkat-warkatnya melalui media elektronik komputer yang on-line dengan ACH. 

Warkat secara fisik akan dikirimkan langsung ke BI untuk tujuan pengendalian dan pemantauan kegiatan kliring ACH. Disini pihak bank penarikan akan berbeda sikapnya dengan bank tertarik.

Pengertian Mekanisme dan Contoh Kliring Bank Lengkap

Bank penarik akan bersikap lebih agresif dalam melakukan kliring keluar atas warkat debet keluarnya. Disini ia akan mempercepat penarikan dana dari warkat kliring karena harus memperhitungkan jumlah hari atau jam pengendapan dana kliring tersebut. 

Dengan demikian bank penarikan tidak akan membiarkan dananya menganggur belum tertarik walau sehari. Dipihak lain bank tertarik akan bersikap pasif. Bank tertarik tidak akan mempermasalahkan kapan bank tertarik akan melakukan kliring.

Bank Indonesia sebagai bank penyelenggara kliring melalui ACH dituntut untuk memiliki administrasi yang sempurna yang dapat membantu seluruh arus dana yang masuk dan keluar dari semua peserta kliring yang terlibat.

Pengertian dan Contoh Neraca Saldo Setelah Penutupan

16.48 0
Setelah kamu mempelajari jurnal umum beserta fungsinya maka kamu sudah mengetahui bagai mana siklus akuntansi mulai dari buku besar, kertas kerja, jurnal penyesuaian, jurnal penutup hingga neraca saldo setelah penutupan. Dan kesempatan kali ini akan membahas tentang pengertian  neraca saldo setelah penutupan dan contoh neraca saldo setelah penutupan.

Pengertian Fungsi Contoh Beserta Tujuan Jurnal Penyesuaian dan Kertas Kerja

06.29 0
Setelah kamu mengetahui jurnal umum, neraca saldo dan buku besar maka ada beberapa hal yang harus kamu pelajari lagi yaitu mengenai pengertian jurnal penyesuaian, Pengertian kertas kerja, fungsi kertas kerja. tujuan kertas kerja, fungsi jurnal penyesuaian, tujuan jurnal penyesuaian, contoh jurnal penyesuaian dan Ayat Penyesuaian.

Jurnal Penyesuaian

Ayat Penyesuaian dan Kertas Kerja Sepuluh kolom

Perlu diketahui bahwa kertas kerja enam kolom disusun tanpa ayat penyesuaian. Hal ini berarti saldo-saldo akun yang terdapat dalam neraca saldo dianggap telah menunjukkan jumlah yang sebenarnya.

Akan tetapi, perlu diingat bahwa biasanya pada akhir periode belum semua akun saldonya telah mencerminkan jumlah yang sebenarnya (riil).

Begitu juga akun pendapatan dan beban belum menunjukkan jumlah sebenarnya selama periode yang bersangkutan.
Mengapa demikian? Ini karena selama berjalannya waktu telah terjadi perubahan, tetapi perubahan tersebut belum dicatat. Jadi, saldo akun masih bersifat sementara.

Contoh
a. Perlengkapan

Selama satu periode telah terjadi pemakaian perlengkapan, tetapi belum dicatat maka saldo akun tersebut perlu disesuaikan pada akhir periode sehingga mencerminkan jumlah yang sebenarnya.

b. Aktiva Tetap

Pemakaian aktiva tetap selama satu periode mengurangi nilai buku aktiva tetap yang bersangkutan, yang sebenarnya dicatat sebagai beban penyusutan dan menambah akun akumulasi penyusutan untuk aktiva tetap yang bersangkutan.

c. Beban/Biaya Dibayar di Muka

Selama waktu berjalan jumlah biaya berkurang, tetapi pengurangannya belum dicatat, seperti asuransi dibayar di muka, sewa dibayar di muka, dan iklan dibayar di muka. Sebaliknya, beban yang masih harus dibayar, seperti beban gaji, pajak, bunga, dan lainnya.

d. Pendapatan/Beban

Yang dicatat dalam akun merupakan pendapatan/beban periode yang bersangkutan. Jika mencakup jumlah untuk periode yang berikutnya, pendapatan perlu dikurangkan.

Sebaliknya, jika ada pendapatan/beban periode bersangkutan, belum diperhitungkan, maka pendapatan perlu ditambahkan.

Agar saldo akhir sesuai dengan saldo yang sesungguhnya (riil), pendapatan dan beban harus sesuai jumlah dengan pendapatan dan beban periode yang bersangkutan.

Perlu diinventarisasi data akhir periode yang dijadikan sebagai dasar penyesuaian (adjustment). Pencatatan penyesuaian dalam bentuk jurnal umum ini disebut juga dengan jurnal penyesuaian.

Pengertian Jurnal Penyesuaian

Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat dalam proses pencatatan perubahan saldo dalam akun sehingga saldo mencerminkan jumlah yang sebenarnya.
Dari informasi di atas, dapat ditarik kesimpulan fungsi jurnal penyesuaian adalah sebagai berikut.

a. Menetapkan saldo catatan akun buku besar pada akhir periode sehingga sesuai dengan saldo riil (yang sesungguhnya).

b. Menghitung pendapatan dan beban selama periode yang bersangkutan. Perhatikan catatan berikut ini!

Akun yang biasa memerlukan penyesuaian pada akhir periode, yaitu

a. akun perlengkapan, yang memerlukan penyesuaian karena ada pemakaian;

b. akun beban dibayar di muka, yang memerlukan penyesuaian karena waktu telah dijalani/jatuh tempo;

c. akun aktiva tetap, yang memerlukan penyesuaian karena ada penyusutan aktiva;

d. akun pendapatan, yaitu memerlukan penyesuaian karena ada pendapatan yang belum diperhitungkan atau penerimaan yang belum menjadi pendapatan;

e. akun beban, yang memerlukan penyesuaian karena ada beban yang belum diperhitungkan atau pembayaran yang belum menjadi beban;

f. akun pendapatan diterima di muka, yang memerlukan penyesuaian karena berjalannya waktu atau diserahkannya prestasi pada pelanggan.

Contoh

1. Akun perlengkapan menunjukkan saldo sementara Rp500.000,00. Data akhir periode: Perlengkapan masih ada senilai Rp100.000,00.

Analisis:

Akun perlengkapan (saldonya di sisi debit).
Maka dihitung jumlah yang habis terpakai atau yang telah di sisi debit beban, yaitu Rp500.000,00 - Rp100.000,00 = Rp400.000,00. Kemudian, catatlah dalam akun beban perlengkapan debit Rp400.000,00 dan kurangi jumlah akun perlengkapan sejumlah Rp400.000,00 seterusnya dicatat di sisi kredit.

Jurnal penyesuaiannya adalah

     Beban perlengkapan Rp400.000,00
                    Perlengkapan Rp400.000,00

2. Akun asuransi dibayar di muka menunjukkan saldo sementara Rp360.000,00. Data akhir periode: jumlah asuransi yang telah jatuh tempo adalah Rp120.000,00 yaitu untuk 4 bulan.

Analisis:

Akun asuransi dibayar di muka (saldonya di sisi debit), dicatat sebagai harta. Yang dicatat untuk penyesuaian adalah berapa jumlahnya yang sudah menjadi beban (yaitu sejumlah yang sudah jatuh tempo/sudah dijalani).

Yang disebut beban asuransi sebesar Rp120.000,00 di sisi debit. Kemudian dan dicatat pada akun asuransi dibayar di muka dikurangkan Rp120.000,00 dicatat di sisi kredit.

Jurnal penyesuaiannya adalah

Beban asuransi Rp120.000,00
               Asuransi dibayar di muka Rp120.000,00

3. Akun peralatan menunjukkan saldo Rp3.000.000,00. Pada akhir periode: peralatan disusutkan 10 %.

Analisis:

Akun peralatan (saldo di sisi debit). Penyusutan peralatan 10% x Rp3.000.000,00 = Rp300.000,00 dicatat sebagai beban penyusutan peralatan, di sisi debit.

Kemudian dicatat ke dalam akun akumulasi penyusutan peralatan Rp300.000,00 di sisi kredit untuk menampung setiap penyusutan peralatan setiap tahunnya.

Jurnal penyesuaiannya adalah

Beban penyusutan peralatan Rp300.000,00
             Akumulasi penyusutan peralatan Rp300.000,00

4. Akun pendapatan jasa menunjukkan jumlah Rp1.800.000,00. Data akhir periode: dari pendapatan tersebut sebesar Rp200.000,00 layanan kepada langganan belum dikerjakan.

Analisis:

Akun pendapatan jasa (saldo di sisi kredit). Jumlah pendapatan yang belum menjadi pendapatan adalah Rp200.000,00 karena pekerjaan/layanan kepada langganan belum dikerjakan. Jadi kurangkan akun pendapatan jasa Rp200.000,00 dan dicatat di sisi debit.

Kemudian catatlah ke dalam akun pendapatan diterima di muka Rp200.000,00 di sisi kredit karena dianggap sebagai utang.

Jurnal penyesuaiannya adalah

Pendapatan jasa Rp200.000,00
            Pendapatan diterima di muka Rp200.000,00

5. Akun beban iklan menunjukkan jumlah Rp250.000,00. Pada akhir periode, iklan yang dibayar untuk sepuluh kali pemasangan, sampai akhir periode baru terpasang enam kali.

Analisis:

Akun beban iklan (saldo di sisi debit). Dicatat sebagai beban, sedangkan yang dicatat untuk penyesuaian adalah berapa yang belum menjadi beban.

Kertas Kerja

Setiap akhir periode (akhir tahun) perusahaan wajib menyusun laporan keuangan, sekurang-kurangnya laporan laba/rugi dan neraca. Untuk mengikhtisarkan semua data akuntansi diperlukan suatu kertas kerja (worksheet).
Pengertian Fungsi Contoh Beserta Tujuan Jurnal Penyesuaian dan Kertas Kerja

Kertas kerja merupakan suatu lembaran berlajur yang dirancang untuk mengikhtisarkan semua data akuntansi sehingga memberikan gambaran tentang laba/rugi perusahaan serta saldo harta, utang, dan modal perusahaan.

Kertas kerja perlu disusun sebelum menyusun laporan keuangan karena mempunyai fungsi sebagai alat bantu untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan. Selain itu, kertas kerja berfungsi membantu proses penutupan akun buku besar.

Bentuk Kertas Kerja

Menyusun kertas kerja tanpa ayat penyesuaian lebih mudah dan sederhana jika dibandingkan dengan kertas kerja yang disertai ayat penyesuaian. Karena saldo akun (neraca saldo) telah mencerminkan jumlah yang sebenarnya.

Kertas kerja adalah suatu daftar tempat pencatatan neraca saldo, penyesuaian serta penggolongan akun buku besar, yang dipergunakan sebagai alat bantu untuk menyusun laporan keuangan bentuknya berlajur-lajur maka kertas kerja sering disebut neraca lajur

Fungsi Kertas Kerja

Fungsi kertas kerja dalah sebagai alat bantu dalam menyusun laporan keuangan. karena fungsinya sebagai alat bantu untuk mempermudah dalam menyusun laporan keuangan, maka penyusunan kertas ini bukan tujuan akhir dalri akuntansi.

Tujuan menyusun kertas kerja 

1. Mempermudah dalam menyusun laporan keuangan
2. Mengurangi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi saat menyusun jurnal penyesuaian.
3. Memeriksa kereparan perhitungan yang dilakukan.

Pengertian Fungsi Macam-Macam Contoh Buku Besar, Jurnal Umum dan Neraca Saldo

05.32 0
Pembahasan kali ini akan membahas tentang pengertian buku besar, pengertian jurnal umum, contoh membuat jurnal umum, contoh transaksi jurnal umum, contoh buku besar, pengertian neraca saldo, fungsi neraca saldo, macam-macam buku besar, fungsi buku besar, definisi buku besar, jurnal buku besar, jenis jenis buku besar dan fungsi jurnal umum.

Definisi dan Bentuk Jurnal

Dalam praktiknya, pencatatan transaksi tidak langsung dicatat dalam buku besar, tetapi harus melalui jurnal dahulu supaya tidak banyak terdapat kesalahan.

Apabila transaksi dicatat langsung ke dalam buku besar, jika terjadi kesalahan dalam mencatat, akan mendapatkan kesulitan. Kesalahan tersebut akan memengaruhi siklus atau putaran akuntansi berikutnya.

Jurnal Umum

Jurnal umum adalah alat untuk mencatat transaksi perusahaan yang dilakukan secara kronologis (berdasarkan urutan waktu) dengan menunjukkan akun/ perkiraan yang harus di debit dan di kredit beserta jumlahnya masing-masing. 

Jurnal merupakan catatan pertama setelah adanya bukti transaksi sebelum dilakukan pencatatan dalam buku besar sehingga jurnal sering dikatakan sebagai catatan asli (book of original entry).

Fungsi Jurnal Umum

Setelah kalian memahami batasan atau pengertian jurnal serta cara-cara dalam membuat jurnal, selanjutnya akan dipelajari fungsi jurnal.

Jurnal termasuk salah satu proses pencatatan dalam akuntansi dan merupakan penghubung antara transaksi dengan buku besar. Fungsi jurnal ialah sebagai berikut.

a. Fungsi pencatatan, artinya semua transaksi yang terjadi berdasarkan bukti dokumen yang ada harus dicatat.

b. Fungsi historis, artinya transaksi yang terjadi harus dicatat sesuai dengan urutan waktu (kronologis).

c. Fungsi analisis, artinya setiap transaksi yang dicatat dalam jurnal harus merupakan hasil analisis dari bukti-bukti transaksi hingga jelas letak debit/kredit perkiraan beserta jumlahnya.

d. Fungsi instruktif, artinya pencatatan dalam jurnal merupakan instruksi atau perintah untuk melakukan posting atau memindahkan debit/ kredit ke dalam buku besar.

e. Fungsi informatif, artinya jurnal dapat memberikan informasi/ pemberitahuan mengenai transaksi yang terjadi.
Pengertian Fungsi Macam-Macam Contoh Buku Besar dan Jurnal Umum

Cara Pengisian ke Dalam Jurnal

Proses pemindahan dari transaksi ke dalam jurnal disebut ”penjurnalan (journalizing)”. Agar dapat memahami secara jelas bagaimana mencatat transaksi ke dalam jurnal, berikut ini diberikan cara-cara pengisian ke dalam jurnal umum.

a. Mencatat tanggal

1. Tahun dicatat di kolom tanggal paling atas (pada baris pertama) dan hanya ditulis satu kali pada setiap halaman.
2. Bulan ditulis di baris kedua pada kolom tanggal.
3. Tanggal ditulis di baris kedua pada kolom tanggal yang berlajur kecil.

b. Mendebit perkiraan
Nama perkiraan yang harus di debit dicatat sebelah atas dan menjorok ke sebelah kiri pada kolom keterangan.

c. Mengkredit perkiraan

Nama perkiraan yang harus dikredit dicatat sebelah bawah perkiraan yang didebit, menjorok ke sebelah kanan, dan ditulis pada kolom keterangan.

d. Lajur referensi
Lajur ini diisi dengan nomor kode perkiraan apabila jurnal itu telah dipindahkan ke buku besar.

e. Halaman jurnal
Halaman jurnal diisi sesuai dengan lembaran jurnal.

f. Memindahkan jumlah jurnal
Apabila suatu halaman jurnal yang dipakai sudah penuh, pencatatan transaksi akan dilanjutkan ke halaman berikutnya dengan menuliskan kata ”jumlah dipindahkan” dalam lajur keterangan.

Setelah itu jumlahkan lajur debit dan kredit (jumlahnya harus sama). Beri tanda sudah dicek dalam lajur referensi.

Membuat Jurnal dari Transaksi Keuangan

Perhatikan lagi contoh transaksi keuangan yang telah dianalisis pada materi sebelumnya lalu memasukkan ke dalam jurnal. Proses pemindahan dari transaksi tersebut akan tergambar pada kolom jurnal.

Pengertian Buku Besar

Coba kamu ingat kembali materi persamaan akuntansi. Pencatatan transaksi dengan menggunakan persamaan akuntansi lebih cocok dilakukan jika transaksi dalam satu periode akuntansi jumlah atau jenisnya lebih sedikit.

Jika perusahaan berkembang dan banyak jenis kegiatannya yang makin banyak sehingga mengakibatkan bertambahnya jumlah perkiraan mengenai harta, utang, modal, pendapatan, dan beban, cara pencatatannya dengan membuat sejumlah daftar untuk mencatat transaksi-transaksi yang terjadi. Dalam daftar tersebut dapat dilihat perubahan-perubahan dari transaksi yang memengaruhinya.

Pengertian buku besar adalah kumpulan perkiraan untuk mencatat perubahan-perubahan transaksi.

 Bentuk Buku Besar

Bentuk buku besar yang biasa dipergunakan oleh perusahaan dapat dibedakan menjadi dua bentuk.

a. Bentuk Skontro

Bentuk skontro adalah bentuk buku besar sebelah-menyebelah atau disebut dua kolom. Contoh bentuk buku besar dua kolom adalah sebagai berikut.

b. Bentuk Stafel

Yang dimaksud dengan buku besar bentuk stafel adalah buku besar berbentuk halaman atau disebut juga buku besar empat kolom. Bentuk ini terdiri dari sisa debit dan sisa kredit. Berilah contoh bentuk stafel!

Cara Melakukan Posting dari Jurnal ke Buku Besar

Setelah pencatatan ke dalam jurnal selesai, tahap selanjutnya memindahkan catatan yang terdapat dalam jurnal ke buku besar atau disebut posting.

Ada beberapa langkah bagaimana cara memindahkan dari jurnal ke buku besar, yaitu

a. pertama, pindahkan tanggal kejadian dalam jurnal ke lajur perkiraan yang bersangkutan pada buku besar;

b. kedua, pindahkan jumlah debit atau kredit dalam jurnal ke lajur debit atau kredit perkiraan buku besar;

c. ketiga, catat nomor kode akun ke dalam kolom referensi jurnal sebagai tanda jumlah jurnal telah dipindahkan ke buku besar;

d. keempat catat nomor halaman jurnal ke dalam kolom referensi buku besar setiap pemindahbukuan.

Untuk lebih memahaminya, berikut ini diberikan contoh sebagai gambaran yang jelas bagi kamu. Perhatikan garis putus-putus yang ada pada contoh buku jurnal dan buku besar di bawah ini.

Fungsi Buku Besar

1. Mengumpulkan data transaksi

2. Mengklasifikasikan dan mengkodekan data transaksi dan akun

3. Memvalidasi transaksi yang terkumpul

4. Meng-update-kan Akun Buku Besar Umum dan File Transaksi

5. Mencatatkan penyesuaian terhadap Akun

6. Mempersiapkan Laporan Keuangan

Neraca Saldo (Trial Balance)

Kalian telah mengetahui bahwa dasar atau sumber pencatatan dari neraca saldo adalah saldo sementara setiap buku besar. Saldo-saldo sementara itulah yang nantinya dimasukkan ke dalam suatu daftar yang disebut dengan neraca saldo atau neraca sisa.

Pengertian Neraca Saldo

Neraca saldo adalah suatu daftar yang berisi saldo-saldo sementara setiap akun buku besar pada suatu saat tertentu. 
Neraca saldo biasanya disusun pada akhir periode akuntansi, yang bertujuan untuk memeriksa kesamaan jumlah saldo debit dengan saldo kredit.

Bentuk Neraca Saldo

Neraca saldo berbentuk daftar yang di dalamnya berisi nama perusahaan, neraca saldo, periode akuntansi, yang formatnya merupakan lajur-lajur (kolom) terdiri dari nomor akun, akun, debit, dan kredit.

Fungsi Neraca Saldo

Fungsi Neraca saldo adalah untuk menguji ketepatan pencatatan transaksi ke dalam jurnal dan buku besar. Neraca saldo harus menunjukkan jumlah yang sama antara jumlah debet dan jumlah kredit.

Pengertian Klasifikasi Transaksi Keuangan dan Jenis-Jenis Beserta Contoh Bukti Transaksi (Memo, faktur, Cek)

22.55 0
Pembahasan kali ini akan membahas tentang pengertian transaksi, klasifikasi transaksi keuangan, jenis jenis bukti transaksi, macam macam bukti transaksi, contoh bukti transaksi, bukti bukti transaksi, pengertian memo, pengertian faktur, pengertian cek, pengertian nota kredit, pengertian nota debit dan pengertian kuitansi.

Transaksi Keuangan

Menurut pihak yang melakukan, transaksi keuangan dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu transaksi keuangan intern dan transaksi keuangan ekstern. Menurut sumbernya, transaksi keuangan dibedakan menjadi, transaksi yang memengaruhi modal dan transaksi yang memengaruhi kegiatan operasi perusahaan.

Transaksi Keuangan Internal

Transaksi keuangan internal adalah serangkaian transaksi yang terjadi secara internal tanpa melibatkan pihak dari luar perusahaan. 

Contohnya, penetapan pemakaian perlengkapan, dan penetapan jumlah piutang tak tertagih.

Transaksi Keuangan Eksternal

Transaksi keuangan eksternal adalah serangkaian transaksi yang berkaitan dengan operasi perusahaan, misalnya pembelian peralatan, dan pertukaran barang/jasa.

Transaksi Modal

Transaksi modal adalah serangkaian transaksi yang memengaruhi modal pemilik (persero) perusahaan.

Berikut ini adalah contoh transaksi modal.
1. Setoran modal.
2. Pengambilan/penarikan modal.
4. Transaksi Usaha

Serangkaian transaksi yang berkaitan dengan operasi perusahaan. Contoh transaksi ini adalah pembelian peralatan dan pembelian barang.

Sumber Pencatatan dan Analisis

Bukti Transaksi

1. Sumber Pencatatan

Tanda bukti transaksi dipakai sebagai sumber pencatatan yang merupakan dokumen sumber dalam proses siklus akuntansi. Jika digambarkan, siklus akuntansi pada tahap pencatatan adalah sebagai berikut.
Sumber Pencatatan====> Jurnal =====>Buku Besar

2. Macam-macam Bukti Pencatatan

Pengertian Klasifikasi Transaksi Keuangan dan Jenis-Jenis Beserta Contoh Bukti Transaksi (Memo, faktur, Cek)


Bukti pencatatan ada yang berasal dari transaksi itu sendiri beserta pendukungnya, tetapi ada juga yang dibuat khusus internal perusahaan.







a. Bukti Transaksi Internal

Bukti transaksi internal adalah bukti transaksi yang khusus dibuat oleh internal dan digunakan untuk internal perusahaan. 
Yang termasuk bukti internal adalah sebagai berikut.

1. Bukti Kas Masuk
Bukti kas masuk adalah tanda bukti bahwa perusahaan telahmenerima uang secara tunai (cash).
Contoh bukti kas masuk.
Pengertian Klasifikasi Transaksi Keuangan dan Jenis-Jenis Beserta Contoh Bukti Transaksi (Memo, faktur, Cek)

2. Bukti Kas Keluar

Bukti kas keluar adalah tanda bukti bahwa perusahaan telah mengeluarkan uang tunai, seperti pembelian tunai, pembayaran gaji, pembayaran utang, atau pengeluaran-pengeluaran lainnya. 
Untuk lebih memahami bukti kas keluar, perhatikan contoh di bawah ini.
Pengertian Klasifikasi Transaksi Keuangan dan Jenis-Jenis Beserta Contoh Bukti Transaksi (Memo, faktur, Cek)

3. Memo
Memo adalah bukti pencatatan antarbagian atau antara manajer dan bagian-bagian yang ada di lingkungan perusahaan.
Contoh memo.
Pengertian Klasifikasi Transaksi Keuangan dan Jenis-Jenis Beserta Contoh Bukti Transaksi (Memo, faktur, Cek)


b. Bukti Transaksi Eksternal
Bukti transaksi eksternal adalah bukti pencatatan transaksi yang berhubungan dengan pihak di luar perusahaan. 
Bukti tersebut dapat berupa kuitansi, faktur, nota kontan, nota debet, nota kredit, dan cek.

1. Faktur
Faktur adalah tanda bukti telah terjadi pembelian atau penjualan secara kredit.
Faktur dibuat oleh penjual dan diberikan kepada pihak pembeli. Bagi penjual, faktur yang diterima disebut faktur penjualan.

Biasanya faktur dibuat rangkap sesuai dengan kebutuhan. Lembaran pertama untuk pembeli, lembaran kedua untuk penjual, dan lembaran ketiga untuk arsip.

Contoh faktur penjualan:
Pengertian Klasifikasi Transaksi Keuangan dan Jenis-Jenis Beserta Contoh Bukti Transaksi (Memo, faktur, Cek)

2. Kuitansi
Kuitansi adalah bukti penerimaan sejumlah uang yang ditandatangani oleh penerima uang dan diserahkan kepada yang membayar sejumlah uang tersebut.
Lembaran kuitansi terdiri dari dua bagian, yaitu bagian sebelah kanan diberikan kepada pihak yang membayar dan bagian kiri yang tertinggal disebut soice (dibaca sus) sebagai arsip penerima uang. Perhatikan contoh kuitansi di bawah ini
Pengertian Klasifikasi Transaksi Keuangan dan Jenis-Jenis Beserta Contoh Bukti Transaksi (Memo, faktur, Cek)
3. Nota
Nota adalah bukti atas pembayaran terhadap sejumlah layanan yang telah diberikan oleh suatu perusahaan secara tunai.
Nota dibuat oleh pedagang dan diberikan kepada pembeli. Biasanya nota dibuat rangkap dua, yaitu lembaran pertama untuk pembeli dan lembaran kedua untuk penjual. Perhatikan contoh nota di bawah ini.
Pengertian Klasifikasi Transaksi Keuangan dan Jenis-Jenis Beserta Contoh Bukti Transaksi (Memo, faktur, Cek)

4. Nota Debit
Nota debit adalah bukti perusahaan telah mendebit perkiraan pelanggannya yang disebabkan oleh berbagai hal.
Nota debit dikirimkan oleh perusahaan kepada pelanggannya karena barang yang dibeli dikembalikan disebabkan rusak atau tidak sesuai dengan pesanan, dan penjual setuju barangnya diterima kembali atau harganya dikurangi. Perhatikan contoh berikut ini.
Pengertian Klasifikasi Transaksi Keuangan dan Jenis-Jenis Beserta Contoh Bukti Transaksi (Memo, faktur, Cek)

5. Nota Kredit
Nota kredit adalah bukti bahwa perusahaan telah mengkredit perkiraan pelanggannya yang disebabkan oleh berbagai hal. 
Nota kredit dikirimkan oleh perusahaan kepada langganannya sehubungan barang yang dijual tidak cocok atau rusak, untuk itu penjual setuju menerima barangnya. Berikut ini adalah contoh nota kredit.
Pengertian Klasifikasi Transaksi Keuangan dan Jenis-Jenis Beserta Contoh Bukti Transaksi (Memo, faktur, Cek)

6. Cek 
Cek adalah surat perintah yang dibuat oleh pihak yang mempunyai rekening di bank agar bank membayar sejumlah uang kepada pihak yang namanya tercantumdi dalam cek tersebut.
Pihak-pihak yang berhubungan dalam pengeluaran cek tersebut adalah

a. pihak penarik, yaitu pihak yang mengeluarkan dan menandatangani cek,

b. pihak penerima, yaitu pihak yang menerima pembayaran cek.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh cek di bawah ini.
Pengertian Klasifikasi Transaksi Keuangan dan Jenis-Jenis Beserta Contoh Bukti Transaksi (Memo, faktur, Cek)
Semoga materi yang kami sajikan tentang trasnsaksi keuangan bisa diambil manfaatnya bagi pembaca dan berguna bagi yang menulis.