Teori Bunga Modal
Umumnya setiap pihak yang telah meminjamkan modal akan memperoleh bunga modal. Berikut ini kita akan membahas beberapa teori mengenai bunga modal yang dikemukakan oleh beberapa ahli ekonomi.a. Teori Pengorbanan.
Teori ini dikemukakan oleh John Stuart Mill dan Marshall. Teori ini menyatakan bahwa bunga modal diberikan karena pemilik modal telah mengorbankan modalnya untuk digunakan orang lain dalam proses produksi. Istilah lain dari teori ini adalah Abstinence Theory.Gambar: John Stuart Mill |
b. Teori Produktivitas. Teori ini dikemukakan oleh John Baptiste Say.
Menurutnya, bunga modal diberikan kepada pemilik modal karena modal tersebut telah mampu meningkatkan produktivitas perusahaan sehingga laba perusahaan pun turut meningkat.c. Teori Agio.
Teori Agio dikemukakan oleh Von Bohm Bawerk. Nama lain teori ini adalah Time Preference Theory.Teori ini mengemukakan bila seseorang meminjam uang maka ia dapat membelanjakan uang tersebut untuk membeli barang-barang keperluannya dan segera dapat merasakan atau menikmati hasilnya.
Hal ini akan berbeda bila ia harus menabung lebih dulu. Kalau ia menabung maka ia harus menunda dulu pemenuhan kebutuhannya selama jangka waktu tertentu.
Para peminjam harus membayar bunga modal karena adanya time preference (pilihan waktu). Artinya, bahwa orang menganggap keperluan sekarang jauh lebih berharga dibanding keperluan yang akan datang.
Dengan kata lain, nilai barang sekarang jauh lebih tinggi dibanding nilai barang yang akan datang. Dengan demikian, timbullah agio atau perbedaan nilai yang mendorong timbulnya bunga modal.
Menurut teori ini, agio (perbedaan nilai) bisa terjadi karena tiga alasan, sebagai berikut.
1) Alasan psikologis; Umumnya orang memandang nilai kebutuhan sekarang lebih tinggi dibanding nilai kebutuhan yang akan datang.
Ini berarti, nilai barang-barang sekarang lebih tinggi dibanding nilai barangbarang di masa yang akan datang.
2) Alasan teknis; Modal yang dipergunakan sekarang bisa langsung menghasilkan dan memberikan keuntungan dibanding bila modal tersebut dipergunakan di masa yang akan datang.
3) Alasan ekonomis; Kehidupan perekonomian di masa sekarang dianggap lebih baik dibanding kehidupan perekonomian di masa yang akan datang, karena bukan hal mudah meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.
d. Teori Preferensi Likuiditas
Teori ini dikemukakan oleh John Maynard Keynes. Teori ini merupakan teori modern sehingga teori ini disebut juga Modern Monetary Theory of Interest (Teori Moneter Modern mengenai Bunga Modal).Menurut teori ini, setiap orang lebih suka menyimpan sejumlah uang secara tunai (likuid) berdasarkan beberapa alasan atau motif.
Bila seseorang meminjamkan uangnya untuk proses produksi berarti ia telah mengorbankan kepentingannya dalam menyimpan sejumlah uang secara tunai. Karena pengorbanan itulah, ia berhak menerima imbalan (balas jasa) berupa bunga modal.
Lalu apa motif atau alasan yang mendorong orang menyimpan uang secara tunai? Motifnya adalah sebagai berikut.
1) Transaction motive (motif transaksi); Orang lebih suka menyimpan uang tunai dengan motif atau alasan untuk bertransaksi membeli kebutuhan hidup sehari-hari, seperti beras, gula, dan sejenisnya.
2) Procautionary motive (motif berjaga-jaga); Orang lebih suka menyimpan uang tunai dengan motif atau alasan untuk berjaga-jaga membiayai kejadian yang tidak terduga, seperti keluarga sakit, kecelakaan atau meninggal.
3) Speculative motive (motif berspekulasi); Orang lebih suka menyimpan uang tunai dengan motif atau alasan untuk berspekulasi mencari keuntungan. Memperkirakan dengan harga di masa yang akan datang seseorang akan memperoleh keuntungan.
Contoh, Ardi memperkirakan satu bulan ke depan harga beras akan naik dua kali lipat. Dengan uang tunai yang dimiliki sekarang Ardi membeli beras sebanyak-banyaknya dengan tujuan dijual lagi sebulan kemudian agar mendapat keuntungan.
Dalam dunia modern, berspekulasi mencari keuntungan bisa dilakukan dengan melakukan jual beli surat-surat berharga di pasar modal.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan membeli surat-surat berharga dengan harga tertentu dan menjualnya kembali pada saat harga naik.
Bila ternyata harga justru turun maka pembeli bisa mengalami kerugian. Itulah yang disebut spekulasi (untung-untungan); untung atau rugi bergantung pada ketepatan ramalan.
EmoticonEmoticon