Pengertian dan Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Uang.

21.25
Setelah kamu mengetahui pengertian permintaan uang dan faktor yang mempengaruhi maka pembahasan kali ini akan membahas tentang pengertian penawaran uang pengertian uang secara luas , pengertian uang secara sempit pengertian kuasi dan faktor yang mempengaruhi penawaran uang.

Penawaran Uang

Agar memperoleh pemahaman yang jelas tentang konsep penawaran uang, berikut kita akan membahas pengertian penawaran uang, faktor-faktor yang memengaruhi penawaran uang, hubungan penawaran uang dengan tingkat harga dan kurva penawaran uang.

Pengertian Penawaran Uang

Apa yang dimaksud dengan penawaran uang? Menurut Sadono Sukirno dalam bukunya “Makro Ekonomi”,
Yang dimaksud dengan penawaran uang secara umum adalah jumlah uang yang ada (beredar) dalam perekonomian pada suatu waktu tertentu. 

Dengan bahasa yang lebih singkat, penawaran uang bisa diartikan sebagai jumlah uang yang beredar.

Selanjutnya, menurut Sadono Sukirno, penawaran uang dapat diartikan secara sempit dan secara luas.

Arti penawaran uang secara sempit adalah jumlah uang kartal dan uang giral yang beredar pada suatu waktu tertentu.

Adapun arti penawaran uang secara luas adalah jumlah uang kartal, uang giral dan uang kuasi yang beredar pada suatu waktu tertentu. 

Yang dimaksud uang kuasi adalah uang yang tersimpan di bank dalam bentuk tabungan, deposito berjangka dan tabungan valuta asing milik swasta domestik (swasta dalam negeri).

Kemudian kita akan membahas beberapa istilah dalam penawaran uang. Dalam istilah ekonomi, penawaran uang atau money supply lebih sering disebut dengan istilah “uang beredar”.
Pengertian dan Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Uang.
Gambar: Uang 

Jadi, jika kalian mendengar atau membaca di TV atau koran istilah “uang beredar” maka itu sama artinya dengan “penawaran uang” dan sama pula artinya dengan “jumlah uang yang beredar”.

Pengertian penawaran uang atau uang beredar dalam arti sempit biasa dilambangkan dengan M1. Adapun pengertian penawaran uang atau uang beredar dalam arti luas biasa dilambangkan dengan M2.

Berikut disajikan tabel mengenai uang beredar dalam pengertian sempit (M1) dan pengertian luas (M2) di Indonesia.
Pengertian dan Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Uang.

Dari tabel diatas tersebut tampak bahwa uang kuasi memiliki perkembangan yang paling pesat dibandingkan dengan uang kartal dan uang giral.

Pada tahun 1970 jumlah uang kuasi hanya 80 miliar rupiah, tetapi pada tahun 2002 jumlahnya telah mencapai hampir 692 triliun rupiah, yakni meningkat sebanyak 5536 kali lipat dibanding tahun 1970.

Dalam mengamati dan menganalisis keadaan perekonomian suatu negara, jumlah uang kuasi sangat perlu diperhatikan.

Karena jumlah uang kuasi menunjukkan sampai di mana masyarakat dapat menciptakan permintaan agregat.

Dengan kata lain, uang kuasi dapat menunjukkan daya daya beli yang dimiliki masyarakarat yang dalam waktu singkat dapat diuangkan untuk membeli barang dan jasa.

Mungkin di antara kalian ada yang bertanya, mengapa pengertian penawaran uang atau uang beredar harus dibedakan dalam arti sempit dan dalam arti luas? Apa manfaatnya?

Penggolongan uang beredar dalam arti sempit bermanfaat untuk mengetahui berapa jumlah uang yang dapat digunakan untuk melancarkan transaksi perdagangan.

Adapun penggolongan uang beredar dalam arti luas selain bermanfaat untuk mengetahui berapa jumlah uang yang dapat digunakan untuk melancarkan transaksi perdagangan, juga bermanfaat untuk mengetahui berapa jumlah uang yang dalam waktu singkat dapat digunakan untuk membeli barang dan jasa.

Selanjutnya selain istilah “uang beredar”, terdapat juga istilah “mata uang dalam peredaran”. Keduanya memiliki arti yang berbeda. Jika “uang beredar” sama artinya dengan “penawaran uang”,

Maka yang dimaksud dengan “mata uang dalam peredaran” adalah jumlah uang kartal yang ada dalam peredaran. Dengan demikian, “mata uang dalam peredaran” merupakan salah satu komponen dari “uang beredar”.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penawaran Uang

Seperti permintaan uang, penawaran uang juga berubah-ubah, kadang kala naik kadang kala turun. Hal itu terjadi karena ada faktor-faktor yang memengaruhi naik turunnya penawaran uang. Faktor-faktor tersebut adalah:

a. Kebijakan Moneter Bank Sentral

Penawaran uang atau jumlah uang yang beredar sangat dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan moneter yang dijalankan oleh Bank Sentral.

Dengan melakukan kebijakan moneter, Bank Sentral dapat menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter tersebut di antaranya adalah:

1) Kebijakan Pasar Terbuka (dengan membeli atau menjual surat berharga).

2) Kebijakan Diskonto (dengan menaikkan atau menurunkan suku bunga).

3) Kebijakan Cadangan kas (dengan menaikkan atau menurunkan cadangan kas minimum).

4) Kebijakan kredit selektif dan kredit longgar.

5) Kebijakan mencetak uang baru dan menarik uang lama.

b. Tingkat Pendapatan Masyarakat

Pada umumnya, semakin tinggi pendapatan masyarakat, akan semakin banyak jumlah uang yang dimiliki (diterima) masyarakat sehingga jumlah uang yang beredar juga semakin tinggi. Demikian pula sebaliknya.

c. Tingkat Harga

Kenaikan biaya produksi (misalnya disebabkan oleh naiknya harga BBM akibat pengurangan subsidi) umumnya akan menyebabkan naiknya hargaharga barang dan jasa.

Jika harga-harga barang dan jasa naik, maka harus tersedia lebih banyak uang agar masyarakat bisa membayar kenaikan tersebut. Itu berarti, pemerintah perlu menambah jumlah uang yang beredar.

d. Selera Masyarakat

Jika selera masyarakat terhadap barang dan jasa meningkat maka akan mendorong peningkatan permintaan.

Jika permintaan meningkat, maka harga barang dan jasa akan meningkat. Jika harga barang dan jasa meningkat, maka pemerintah harus menambah jumlah uang yang beredar, agar masyarakat bisa membayar kenaikan tersebut.

e. Meningkatnya Produksi Barang dan Jasa

Selain mampu memengaruhi permintaan uang, meningkatnya produksi barang dan jasa juga bisa memengaruhi penawaran uang.

Peningkatan produksi barang dan jasa yang tidak diimbangi dengan penambahan jumlah uang yang beredar akan mengakibatkan deflasi. Agar tidak terjadi deflasi, pemerintah perlu menambah penawaran uang (jumlah uang yang beredar).

f. Kebijakan Anggaran yang Dianut

Jika negara menjalankan kebijakan anggaran defisit, maka semakin tinggi belanja negara akan semakin tinggi pula penawaran uang, sebab Bank Sentral harus menyediakan uang lebih banyak untuk menutupi anggaran yang defisit.

Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mencetak uang baru. Dan, pencetakan uang baru sudah pasti akan menambah penawaran uang (jumlah uang yang beredar).

Artikel Terkait

Previous
Next Post »